Aku selalu senang berada di dekatmu. Melihat kerling di matamu, menggenggam tanganmu, melihatmu tertawa, dan kadang juga melihat rautmu yang cemberut ataupun lesu tertutup mendung. Semua kedekatan aku denganmu, selalu membuatku nyaman, dan enggan rasanya berpisah sedetikpun denganmu. Aku menikmati saat-saat berdua denganmu, seakan tanpa akhir. Aku kadang juga sedang enggan berbicara atau mendiskusikan sesuatu denganmu, hanya diam memandangmu, melihatmu yang sering malu-malu menatapku, sebelum akhirnya aku berkata bahwa sebenarnya aku menyukai tatapan matamu, dan saat aku katakan bahwa aku bisa menebak yang kau pikirkan, kamu pasti akan lebih tersipu.
Aku ingat, ketika kamu berkata tidak percaya bahwa aku bisa menebak yang kau pikirkan, kau katakan bahwa aku sudah gila. Dan ya memang aku sudah gila. Tepatnya aku memang tergila-gila padamu. Karena setiap aku jauh darimu, rasanya aku sulit untuk tidak mendengar suaramu, bahkan hanya untuk mendengar jawaban sederhana darimu, dari pertanyaanku yang sudah terlalu basi untuk kutanyakan. Aku berkhayal, berandai-andai, aku hidup serumah denganmu, dan kamar kita bersebelahan, tentunya aku mudah melihatmu dari sisi balkonku. Mungkin itu namanya mengintip ya?
Kulihat kamu masih duduk di situ, di balkon kamarmu, memegang secangkir kopi, dan sebuah buku terbuka di pangkuanmu. Kau tersenyum melihatku. Kau katakan bahwa itu buku baru, dan kulihat dari judulnya, aku tahu itu memang buku yang sudah lama kau cari. Aku hanya diam, ikut duduk juga di balkon kamarku sendiri, sambil terus kupandangi kamu yang sedang membaca.
Aku merasa heran, sering aku bertanya-tanya dalam hati, apa sebenarnya yang telah membuatku begitu jatuh cinta padamu. Cinta kan manusiawi sekali. Saat aku menatap matamu, aku seperti melihat sekeping masa laluku yang sempat terlewat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar