Kali ini masih dalam topik "dream".Well, just say it is all one bad dream. Tapi benarkah ini sebuah mimpi buruk? In so many ways we could talk, kurasa hanya one bad dream yang paling sesuai.
Dalam rasa lelahku setelah sehari tadi, dalam 1 jam tidurku di sore hari, bahkan tertidur di sela-sela bukuku, aku justru memimpikan sesuatu yang tidak semestinya. Aku melihatnya lagi. Kali ini lebih jelas dari mimpi-mimpiku sebelumnya. Dalam mimpiku itu, yang kulihat hanyalah bekas luka di bahunya yang dia perlihatkan padaku. Hanya itu.
Aku terbangun oleh dering telepon yang menurutku sangat mengganggu. Bagiku hal yang lebih membuatku terganggu adalah sebuah pesan singkat bahwa dia menunggu kehadiranku, dia tak bisa datang karena mengalami kecelakaan.
Haruskah aku merasa aneh akan hal itu? Haruskah aku percaya bahwa mimpiku datang karena aku ada dalam pikirannya?
Beberapa hari ini aku menghindarinya. Dan bagiku sekarang terasa lebih mudah melakukannya. Tak sesulit dahulu saat aku berusaha untuk mengingkari perasaanku padanya. Mungkin aku sekarang bisa benar-benar istirahat dari memikirkannya, karena aku sudah lama, sangat lama belajar untuk itu. Butuh waktu bertahun-tahun untuk terus memberinya pengertian, dan ternyata butuh waktu bertahun-tahun juga untukku belajar bahwa aku harus bisa menerima kenyataan dia benar-benar "stay the same".
Aku sendiri mungkin juga mengingkari kenyataan. Aku masih saja tidak bisa marah terhadapnya. Hingga sekarang. Andai aku bisa sedikit saja memiliki rasa marah padanya, atas apa yang telah dia lakukan padaku, mungkin akan lebih mudah bagiku untuk melupakannya. Tetapi hal itu tidak terjadi. Alasannya masih sama, jika pantas untuk kutuliskan di sini, jika masih pantas untuk aku ungkapkan, tentu sudah kutulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar