mungkin memang sudah menjadi garis hidupku, bahwa aku harus merasakan segala pahit ini sendiri. aku sudah memilih, dan sampai kapanpun aku akan tetap pada pilihan ini. seperti yang dulu pernah aku pikir, bahwa semua ini adalah takdirku. dulu mungkin aku hanya ingin berlindung pada cinta yang ditumpukan padaku, dan seperti apapun harga yang harus aku bayar, aku hanya boleh diam. tak mampu dan tak kuasa bicara.
meski sering hatiku berteriak ingin membela diri, namun apa artinya suaraku, jika akan selalu salah. aku sudah berusaha, untuk segenap pengabdianku, untuk segalanya yang aku berikan, aku hanya meminta balasan sedikit saja, namun jika aku mengatakan hal ini, maka jawaban yang akan aku peroleh sangatlah menyakitkan, bahwa apa yang sudah aku lakukan nampaknya tidak ada artinya sama sekali.
apakah aku bahagia? dan kebahagiaan itu diukur berdasarkan apa? kembali, aku tak tahu. aku mengingat-ingat kembali, apakah ada yang menjanjikan aku kebahagiaan, membuatku bahagia, namun tak satupun ingatan tentang hal itu yang kudapat. atau memang tak ada yang bermaksud ingin membahagiakan aku?
meski sering hatiku berteriak ingin membela diri, namun apa artinya suaraku, jika akan selalu salah. aku sudah berusaha, untuk segenap pengabdianku, untuk segalanya yang aku berikan, aku hanya meminta balasan sedikit saja, namun jika aku mengatakan hal ini, maka jawaban yang akan aku peroleh sangatlah menyakitkan, bahwa apa yang sudah aku lakukan nampaknya tidak ada artinya sama sekali.
apakah aku bahagia? dan kebahagiaan itu diukur berdasarkan apa? kembali, aku tak tahu. aku mengingat-ingat kembali, apakah ada yang menjanjikan aku kebahagiaan, membuatku bahagia, namun tak satupun ingatan tentang hal itu yang kudapat. atau memang tak ada yang bermaksud ingin membahagiakan aku?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar