Aku mengerjapkan mata, mencoba menyadari dimana aku sebenarnya berada. Ketika tersadar, ternyata aku masih terlentang di kamar. Membisu, aku mengutuki dalam hati atas apa yang baru saja aku alami. Dalam mimpi. Detik selanjutnya aku bertanya-tanya, apakah kita bisa membuat mimpi, merangkai kejadian-kejadian masa lalu, atau bahkan kejadian yang akan datang di benak kita, untuk selanjutnya selalu muncul dalam tidur.
Aku benar-benar marah kali ini. Aku sama sekali tidak meminta untuk bermimpi tentang you-know-who agar dia selalu dan terus-menerus muncul dalam lembaran-lembaran imaji tidurku. Benarkah hanya karena pertemuan yang sekejap itu, beberapa sms dan telponnya, malah justru memenjarakanku pada khayal yang tak berujung. Jika aku bagi, maka yang ingin aku ceritakan hanyalah kejadian dalam mimpi, saat you-know-who tiba-tiba datang mempertanyakan tentang perasaanku. Aku belum lagi menjawab karena aku hanya teringat caranya menguliti kejujuranku, benar-benar dia mampu membuatku tak berdaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar