seorang perempuan belasan memandikan tubuhnya
di bawah air terjun malam itu
setelah perkawinannya yang terburu-buru di balik pohon kayu tua
pada sore yang melelahkan.
takut dan nafsu sudah berlalu dibawa angin ke daun-daun
tapi ada yang tidak mau pergi dari tubuhnya
yang sudah berkali-kali ia gosok dan sabuni.
malam tidak terasa mendinginkan
sebab sesal bergelora dari susunya yang
masih membawa bibir laki-laki yang menciumnya tiada henti
membisiki kata cinta dengan dengus napas di kuping:
"hidup ini hanya untuk kamu"
seorang perempuan belasan membiarkan tubuhnya
dilecut air yang jatuh dari belahan bukit
air matanya tidak terlihat dalam gelap malam
hanya gumamnya menggema ke dinding batu
"ibu, maafkan aku"
wajah perempuan tua yang menciumnya usai
salat subuh tadi melintas jadi malaikat yang berduka
perih di hati mengalahkan perih di selangkangannya
"nak, jika kamu menangis dunia akan menangis selamanya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar