ternyata memang benar-benar tak seharusnya semua omongan si devil itu didengarkan. karena tidak sepenuhnya enak untuk didengar. seperti lidah mertua, yang perlu didengar adalah omongannya yang enak saja. aneh memang, mengapa ada orang yang mengungkapkan prasangkanya kepada khalayak. dan itu malah menjadi kebiasaan. seakan pada masing-masing orang itu terdapat kualitas buruk yang bisa diungkapkan keluar. bahkan pada hal yang seharusnya malah ditutupi karena atas nama teman. pengungkapan keluar tentang prasangka-prasangka buruk itu semakin memanaskan telinga. seolah setiap satu orang ada kualitas buruk yang bisa dijadikan bahan untuk menghantam balik. aku sepertinya bisa merasa akan mendapatkan hantaman balik. dari penilaianku atas sikap selama ini. pada saat seperti inilah, sepertinya sudah mulai diperlukan bangunan benteng-diri-cenderung-tak-perduli. jika semakin lama suasana semakin tidak kondusif, yang paling nyaman memang berada dalam benteng-diri-tak-perduli itu. agar terbebas dari belenggu rasa muak mendengar-dan-melihat-segala bentuk prasangka buruk.
angin kadang-kadang bisa menebarkan segala bentuk kebusukan, hingga bau darah sekalipun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar