ada jejak yang terhapus di tempat ini
terinjak-injak lain kaki
tersapu cakar lidi
tertiup kencang angin pagi
namun tetap tercetak di hati
April 25, 2012
April 23, 2012
membaca buku
ada kalanya kita bertemu orang yang bangga karena tidak membaca buku, dan sinis pada pembaca buku.
sebenarnya membaca adalah aktivitas rendah hati yang dilakukan dengan sadar karena kita tidak tahu segala hal, dan dengan membaca kita jadi tidal terpencil dan terkucil
sebenarnya membaca adalah aktivitas rendah hati yang dilakukan dengan sadar karena kita tidak tahu segala hal, dan dengan membaca kita jadi tidal terpencil dan terkucil
April 17, 2012
menu favoritku
Bagiku, majalah Intisari itu seenak gado-gado atau rujak.
Majalah Horison seperti apel dan tomat kesukaanku
membaca esai-esai Asrul Sani seperti minum kopi nikmatnya
buku-buku sastra A Teeuw merupakan espresso pelega dahagaku
Koran Kompas adalah sarapan dengan menu sehat yang disarankan pakar kesehatan
Jurnal-jurnal, blog sastra online senikmat nasi rawon yang benar-benar favorit bagiku
dan jika masih ada menu alternatif saat dilanda bosan, mungkin pilihannya adalah artikel geologi-arkeologi-sejarah-dan linguistik
yang lebih menyehatkan lagi bagiku seperti minum susu adalah National Geographic Indonesia
Betapa menu sehari-hariku adalah menu istimewa, lezat, dan menyehatkan.
Majalah Horison seperti apel dan tomat kesukaanku
membaca esai-esai Asrul Sani seperti minum kopi nikmatnya
buku-buku sastra A Teeuw merupakan espresso pelega dahagaku
Koran Kompas adalah sarapan dengan menu sehat yang disarankan pakar kesehatan
Jurnal-jurnal, blog sastra online senikmat nasi rawon yang benar-benar favorit bagiku
dan jika masih ada menu alternatif saat dilanda bosan, mungkin pilihannya adalah artikel geologi-arkeologi-sejarah-dan linguistik
yang lebih menyehatkan lagi bagiku seperti minum susu adalah National Geographic Indonesia
Betapa menu sehari-hariku adalah menu istimewa, lezat, dan menyehatkan.
Nukilan Cerpen The Bet-Anton Chekhov
.........
Di dalam buku-bukumu saya telah melemparkan diri sendiri ke dalam lubang tanpa dasar, menciptakan mukjizat, membunuh, membakar kota-kota, menyebarkan agama baru, menaklukkan seluruh kerajaan.
" Buku-bukumu telah memberi saya kearifan. Semua yang diciptakan oleh pikiran manusia yang tak mengenal istirahat selama berabad-abad telah dipadatkan menjadi sebuah kompas kecil di dalam otakku. Saya tahu bahwa saya lebih arif dari Anda semua.
" Dan saya memandang rendah buku-bukumu, saya memandang rendah kearifan dan karunia dunia ini. Semua itu tidak ada gunanya, fana, menyesatkan, dan menipu, seperti sebuah fatamorgana. Anda boleh bangga, bijaksana, dan sehat, tetapi kematian akan menyapumu dari muka bumi seakan-akan Anda tidak lebih dari tikus-tikus yang menggali lubang persembunyian di bawah lantai, dan anak-cucumu, sejarahmu, kejeniusanmu yang abadi akan terbakar atau membeku bersama-sama bola dunia.
" Anda telah kehilangan pertimbangan akal sehat dan memilih jalan yang salah. Anda telah mengambil kebohongan sebagai ganti kebenaran, dan kengerian sebagai ganti keindahan. Anda akan kagum jika, karena suatu kejadian-kejadian aneh, katak dan cicak tiba-tiba menjadi buah batang apel dan jeruk dan bukan buah apel dan jeruk, atau jika bunga mawar mulai berbau seperti keringat kuda; jadi saya heran pada Anda yang menukar surga dengan bumi. Saya tidak ingin mengerti Anda.
" Untuk membuktikan dengan perbuatan betapa saya memandang rendah semua sarana hidup Anda, saya menolak uang dua juta yang dulu saya impikan sebagai surga dan yang sekarang saya pandang rendah. Untuk merampas hak akan uang itu dari diri saya sendiri, saya akan keluar dari sini lima jam sebelum waktu yang telah ditetapkan, dan dengan begitu perjanjian terlanggar....."
The Bet- Anton Chekhov (edisi Bahasa Inggris)
Di dalam buku-bukumu saya telah melemparkan diri sendiri ke dalam lubang tanpa dasar, menciptakan mukjizat, membunuh, membakar kota-kota, menyebarkan agama baru, menaklukkan seluruh kerajaan.
" Buku-bukumu telah memberi saya kearifan. Semua yang diciptakan oleh pikiran manusia yang tak mengenal istirahat selama berabad-abad telah dipadatkan menjadi sebuah kompas kecil di dalam otakku. Saya tahu bahwa saya lebih arif dari Anda semua.
" Dan saya memandang rendah buku-bukumu, saya memandang rendah kearifan dan karunia dunia ini. Semua itu tidak ada gunanya, fana, menyesatkan, dan menipu, seperti sebuah fatamorgana. Anda boleh bangga, bijaksana, dan sehat, tetapi kematian akan menyapumu dari muka bumi seakan-akan Anda tidak lebih dari tikus-tikus yang menggali lubang persembunyian di bawah lantai, dan anak-cucumu, sejarahmu, kejeniusanmu yang abadi akan terbakar atau membeku bersama-sama bola dunia.
" Anda telah kehilangan pertimbangan akal sehat dan memilih jalan yang salah. Anda telah mengambil kebohongan sebagai ganti kebenaran, dan kengerian sebagai ganti keindahan. Anda akan kagum jika, karena suatu kejadian-kejadian aneh, katak dan cicak tiba-tiba menjadi buah batang apel dan jeruk dan bukan buah apel dan jeruk, atau jika bunga mawar mulai berbau seperti keringat kuda; jadi saya heran pada Anda yang menukar surga dengan bumi. Saya tidak ingin mengerti Anda.
" Untuk membuktikan dengan perbuatan betapa saya memandang rendah semua sarana hidup Anda, saya menolak uang dua juta yang dulu saya impikan sebagai surga dan yang sekarang saya pandang rendah. Untuk merampas hak akan uang itu dari diri saya sendiri, saya akan keluar dari sini lima jam sebelum waktu yang telah ditetapkan, dan dengan begitu perjanjian terlanggar....."
The Bet- Anton Chekhov (edisi Bahasa Inggris)
April 16, 2012
nalar dan hati a la Pascal
Sudah saatnya kita mewujudkan pembangunan nasional dengan pendekatan budaya. Berarti budayawan perlu diperhitungkan dalam pemerintahan. Budayawan sudah terbiasa menyatukan "nalar" dan "hati", seperti yang pernah diingatkan oleh filsuf-matematikus Pascal, " le coeur a ses raisons que la raison ne peut pas expliquer"- the heart has its reasons when reason can not explain, hati punya penalaran sendiri ketika nalar tidak bisa menjelaskan. Sedalam-dalam samudra, lebih dalam hati budayawan, setinggi-tinggi gunung, lebih tinggi pikiran budayawan.
tak bernama
ada yang sesekali berhenti
menoleh ke kanan ke kiri
tak sadar panggilan lirih yang ia cari
berasal dari lorong gelap dalam hati
menoleh ke kanan ke kiri
tak sadar panggilan lirih yang ia cari
berasal dari lorong gelap dalam hati
kertas tisu
mungkin aku tak akan pernah tersedu
andai kau tak seluwes kertas tisu
putih, halus
ikhlas menyeka air mataku
andai kau tak seluwes kertas tisu
putih, halus
ikhlas menyeka air mataku
April 11, 2012
Even If it’s Not Necessary – F.T Island
You don’t have to but if by chance,
Would you remember me?
I wasn’t talented, but i made you laugh for a little while…
Would you remember me?
I wasn’t talented, but i made you laugh for a little while…
If you were hurt from our love,
If there were no good memories,
Would you remember it at least just once?
If there were no good memories,
Would you remember it at least just once?
Would you remember me if you meet someone like me?
Would you remember me if you hear the song that we used to listen to?
Would you remember me if you meet someone with same name as me?
You don’t have to, but please remember me at least just once…
Would you remember me if you hear the song that we used to listen to?
Would you remember me if you meet someone with same name as me?
You don’t have to, but please remember me at least just once…
How are you lately?
I ask about you,
I wonder if you can hear me,
Even if you forgot already, could you remember me again?
I ask about you,
I wonder if you can hear me,
Even if you forgot already, could you remember me again?
If you were happy for just one moment,
If i can be the reason for that,
Will you remember me at least just once?
If i can be the reason for that,
Will you remember me at least just once?
Would you remember me if you meet someone like me?
Would you remember me if you hear the song that we used to listen to?
Would you remember me if you meet someone with same name as me?
You don’t have to, but please remember me at least just once…
Would you remember me if you hear the song that we used to listen to?
Would you remember me if you meet someone with same name as me?
You don’t have to, but please remember me at least just once…
I’m different…
I remember you without meeting someone like you,
I remember you whatever you do somewhere,
I remember you without someone with same the name as you,
I remember you while i breathe…
I remember you whatever you do somewhere,
I remember you without someone with same the name as you,
I remember you while i breathe…
I do…
galau
Ku dengar suaranya di antara hujan...
Sayup kau bisikan tentang kerinduan..
Sejenak akupun terdiam..
Pedihku bersembunyi di balik senyuman......
Kasih maafkan aku..
Belum bisa ku penuhi semua keinginanmu
Ku tahu kau juga merindukanku
Memeluk mesra hilangkan resah hatimu.....
Sabarlah kau disana..
Menantiku di ujung senja
Disini pun aku tersiksa
Hanya berteman sepi dan air mata
Jadikan cinta ini penuh arti
Buktikan pada dunia kita mampu menghadapi.
Segala bentuk cobaan dari sang illahi ..
Bersamaku meraih mimpi dalam hati
Sayup kau bisikan tentang kerinduan..
Sejenak akupun terdiam..
Pedihku bersembunyi di balik senyuman......
Kasih maafkan aku..
Belum bisa ku penuhi semua keinginanmu
Ku tahu kau juga merindukanku
Memeluk mesra hilangkan resah hatimu.....
Sabarlah kau disana..
Menantiku di ujung senja
Disini pun aku tersiksa
Hanya berteman sepi dan air mata
Jadikan cinta ini penuh arti
Buktikan pada dunia kita mampu menghadapi.
Segala bentuk cobaan dari sang illahi ..
Bersamaku meraih mimpi dalam hati
April 10, 2012
You Don’t Know
You Don’t Know
(M Signal)
I met you, loved you and hurt by that love
Just looking at you without being beside you, I’m a fool.
When you cried, I cried. When you smiled, I smiled.
Like a child, just following you whatever you do, I’m a fool.
I love you but you can’t hear it
I love you but you don’t know it
I shed teardrops in my heart but you don’t see it
I call out your name but you can’t hear it.
You are the only one for me but you don’t know it.
My love is blind, my love is poignant, and I can’t do that.
Just turn around and I’m right here behind you.
When you’re tired of someone else’s love, hurt by someone else’s love
Just turn around once.
I love you but you can’t hear it
I love you but you don’t know it
I shed teardrops in my heart but you don’t see it
I call out your name but you can’t hear it.
You are the only one but you don’t know it.
My love is blind, my love is poignant, and I can’t do that.
Today I call you a thousand times..
Even though you can’t hear it.
I love you so, please look at me
I love you so, please come to me
Please come one step closer, I will wait for you.
I’m sorry because I only know you
I’m nothing without you.
Because of this bitter love, I call for you.
You don’t know…
menyukaimu
seperti inikah rasanya menyukaimu? aku menemukan kenyataan ini begitu sulit bagiku, untuk kujelaskan dengan kata-kata yang bisa lebih rasional diterima pikiranku. hari-hariku berlalu rasanya seperti dalam sebuah slow-motion movie. hanya berisi harapan baru untuk kembali bertemu denganmu, melihatmu, dan merasakan indahnya senyummu, untuk kemudian kusematkan di hatiku. aku berteman dengan sepi, ketika berlalu dari hadapmu, menjauh dari jangkauanmu, yang terasa begitu menyesakkan, ku ingin selalu dekat denganmu.
pertemuan
" Apakah aneh jika aku mengedit pikiranku yang akan aku bicarakan denganmu?"
" Tidak."
" Lalu mengapa kau mengernyitkan dahi seolah yang akan aku katakan seperti sesuatu yang aneh?"
" Bukan aneh."
" Lalu?"
" Terbaca dari semua ekspresimu, dari matamu, aku tahu kau bicara tentang sesuatu yang sebenarnya tidak benar-benar ingin kau bicarakan."
" Sebaiknya aku pergi sebelum aku benar-benar dikuliti olehmu."
" Tunggu. Jangan marah."
" Kau membuatku kesal. Kukira aku akan diterima dengan senang hati ketika aku membutuhkan kawan bicara."
" Dan aku memang dengan senang hati, kan? Aku menerima dan bersedia mendengarkanmu di sini. Kau sendiri yang mengawali dengan berkata bahwa kau mengedit apa yang kau pikirkan. Aku hanya menatapmu, kan? Belum memberi apresiasi atas apapun."
" Tapi dari tatapan matamu, aku hampir pasti dengan apa yang aku katakan tadi, kan?"
" Jika itu menurutmu, dan kau memang bisa tahu dari mataku, maka untuk apa kita berlama-lama dalam pembicaraan ini? Kemarilah, biarkan aku melihat ke dalam matamu. Kita diam saling berpandangan saja."
"........"
" Lima menit saja. Setelah itu kita lanjutkan pembicaraan kita."
Dari situlah awalnya, di dalam pertemuan-pertemuan kami selanjutnya, sebelum sampai pada pokok pembicaraan, setelah mengucapkan salam, selalu kita hanya diam berpandangan. Hanya butuh waktu beberapa menit kita saling menatap dan mencoba membaca apa yang kita rasakan.
Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi menghadapi hal itu. Aku merasa dikuliti olehnya. Dan bahkan gundahku tak berkurang, keresahanku masih tak berujung saat aku kembali berhadapan dengannya. Kutatap dengan pandangan resah ke dalam matanya, kucoba untuk menyembunyikan perasaanku. Namun sia-sia.
" Tidak."
" Lalu mengapa kau mengernyitkan dahi seolah yang akan aku katakan seperti sesuatu yang aneh?"
" Bukan aneh."
" Lalu?"
" Terbaca dari semua ekspresimu, dari matamu, aku tahu kau bicara tentang sesuatu yang sebenarnya tidak benar-benar ingin kau bicarakan."
" Sebaiknya aku pergi sebelum aku benar-benar dikuliti olehmu."
" Tunggu. Jangan marah."
" Kau membuatku kesal. Kukira aku akan diterima dengan senang hati ketika aku membutuhkan kawan bicara."
" Dan aku memang dengan senang hati, kan? Aku menerima dan bersedia mendengarkanmu di sini. Kau sendiri yang mengawali dengan berkata bahwa kau mengedit apa yang kau pikirkan. Aku hanya menatapmu, kan? Belum memberi apresiasi atas apapun."
" Tapi dari tatapan matamu, aku hampir pasti dengan apa yang aku katakan tadi, kan?"
" Jika itu menurutmu, dan kau memang bisa tahu dari mataku, maka untuk apa kita berlama-lama dalam pembicaraan ini? Kemarilah, biarkan aku melihat ke dalam matamu. Kita diam saling berpandangan saja."
"........"
" Lima menit saja. Setelah itu kita lanjutkan pembicaraan kita."
Dari situlah awalnya, di dalam pertemuan-pertemuan kami selanjutnya, sebelum sampai pada pokok pembicaraan, setelah mengucapkan salam, selalu kita hanya diam berpandangan. Hanya butuh waktu beberapa menit kita saling menatap dan mencoba membaca apa yang kita rasakan.
Namun pada akhirnya aku tak sanggup lagi menghadapi hal itu. Aku merasa dikuliti olehnya. Dan bahkan gundahku tak berkurang, keresahanku masih tak berujung saat aku kembali berhadapan dengannya. Kutatap dengan pandangan resah ke dalam matanya, kucoba untuk menyembunyikan perasaanku. Namun sia-sia.
Langganan:
Postingan (Atom)