November 19, 2013

CERITA LAIN



Subject: aku tak sanggup melupakanmu
Demi tuhan, mataku tak mau beralih darimu. Aku seperti orang yang sesak nafas. Dan memandangmu bagiku seperti menghirup kuat-kuat udara untuk melegakan nafasku. Untuk kemudian aku simpan dalam diriku, sepenuh hati agar aku masih bisa membayangkanmu saat kau tak berada dalam jangkauan pandangan mataku. Aku menyukai segala tentangmu, cara pandangmu, cara tersenyummu, meski aku tahu ditujukan untuk seluruh audience, tapi seperti terasa tertuju pada satu orang yang berada di depanmu. Aku ingin menjadi satu orang itu. Begitu spesialnya tatapanmu itu. Aku terus membawa aroma pandanganmu hingga saatnya aku tiba di rumah untuk memejamkan mataku, aku masih bisa terus melihatmu.

Aku mengakui aku telah jatuh cinta padamu, aku tak mampu lagi menyembunyikan hal itu. Aku tahu hal itu sangat menyakitkan, karena aku merasa kau tak menyukaiku, kau masih saja tak perduli denganku, seperti kau tak pernah melihatku saja. Aku tak mengerti pula apa yang menjadi beban pikiranmu sehingga kau terus saja tak perduli sekitarmu.

Aku ingin diam saja memendam perasaanku, aku ingin menjauh darimu. Agar aku mampu menata hatiku. Aku akan menghilang saja tiba-tiba dari sekitarmu, seolah aku tak pernah ada, semoga aku mampu.

Aku tak sanggup lagi memendam luka, dengan melihat ketidakpedulianmu. Maaf.








Subject: setelah beberapa waktu yang menurutku terlalu panjang
Aku sebaiknya menuliskan kata-kata yang berlompatan liar di kepalaku, dan meredam jeritan YH di telingaku.
Aku sudah mencoba mengalihkan perhatianku dengan bekerja melewati batas waktu, menyibukkan diri dengan banyak hal yang dulu selalu aku bilang sia-sia, seperti berbelanja pakaian dan berkumpul dengan para teman wanita. Aku dengan senang hati bersedia membantu mengerjakan tugas beberapa teman terdekatku, hingga badanku yang kelelahan akan berontak, kemudian aku berhenti sejenak. Tetapi tetap saja tak mengubah apapun tentang rasa cinta terhadapmu. Aku semakin terpuruk, saat menyadari selama ini bukannya aku melupakanmu, malah aku semakin membuat jurang yang curam untuk memerangkapku lebih dalam lagi untuk menghindarimu. Kudapati diriku semakin merindukanmu. Dan hanya butuh beberapa minggu saja aku sudah merasa tidak sanggup lagi mengalihkan perhatianku. Aku juga sudah berusaha untuk mengambil liburku, yang kemudian hanya aku habiskan di perpustakaan semata-mata hanya untuk membuat otakku tetap berpikir, dan bukan memikirkanmu. Dan liburan itu hanya menambah bebanku ketika aku sadar setiap kata yang aku baca, berakhir pada mencoretkan inisial namamu di lembaran kertas memo.
Sekarang kuputuskan aku akan menghadapi perasaanku sendiri. Aku ingin sembuh dari sakit ini.
Aku akan berhenti menghindarimu, aku akan menguatkan diriku, bahwa dengan mencintaimu, berarti membiarkanmu bahagia dengan segala yang kau lakukan.



Subject: ternyata aku tidak tahu
Aku bertemu denganmu. Sesuai dengan tekad yang telah kuputuskan, aku akan menghadapimu, meneguhkan hati bahwa aku mencintaimu, sebagaimana apapun kamu sekarang. Kenyataannya, aku masih harus lama menyesuaikan deburan jantungku saat menerima senyummu. Aku masih harus menyesuaikan diri dengan keberadaanmu, dengan tatapan matamu. Aku hanya tidak menduga reaksimu, kau menatapku seolah aku baru kau temukan di dasar lautan, kau katakan lama sekali tak melihatku, membuatmu melakukan banyak tindakan bodoh. Aku tak mengerti yang kau maksud dengan tindakan bodoh yang kau lakukan itu. Aku diam menerima semua ucapanmu yang kurasa sudah melebihi kebiasaanmu untuk berkata-kata kepada orang lain. Aku mendapati cahaya berpendar-pendar dari matamu, seperti ada butiran mutiara di dalamnya. Aku tak bisa mengartikan ucapanmu, apakah itu sebentuk kerinduan, ataukah kepedulian, ataukah memang sudah selayaknya sambutan untuk kawan yang lama menghilang. Kudapati diriku diam mematung memikirkan betapa bahagianya andai aku bisa merengkuhmu dalam hatiku. Aku berusaha memejamkan mataku, saat kurasa ada jarum yang menusuk hingga perih. Aku merasa ini merupakan siksaan yang harus kuderita secara perlahan. Aku harus kuat. Aku harus memenuhi tekadku. Mungkin diam adalah yang terbaik untukku saat ini.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar