Subject: aku tak sanggup melupakanmu
Demi tuhan, mataku tak mau beralih darimu. Aku seperti orang
yang sesak nafas. Dan memandangmu bagiku seperti menghirup kuat-kuat udara
untuk melegakan nafasku. Untuk kemudian aku simpan dalam diriku, sepenuh hati
agar aku masih bisa membayangkanmu saat kau tak berada dalam jangkauan
pandangan mataku. Aku menyukai segala tentangmu, cara pandangmu, cara
tersenyummu, meski aku tahu ditujukan untuk seluruh audience, tapi seperti
terasa tertuju pada satu orang yang berada di depanmu. Aku ingin menjadi satu
orang itu. Begitu spesialnya tatapanmu itu. Aku terus membawa aroma pandanganmu
hingga saatnya aku tiba di rumah untuk memejamkan mataku, aku masih bisa terus
melihatmu.
Aku mengakui aku telah jatuh cinta padamu, aku tak mampu
lagi menyembunyikan hal itu. Aku tahu hal itu sangat menyakitkan, karena aku
merasa kau tak menyukaiku, kau masih saja tak perduli denganku, seperti kau tak
pernah melihatku saja. Aku tak mengerti pula apa yang menjadi beban pikiranmu
sehingga kau terus saja tak perduli sekitarmu.
Aku ingin diam saja memendam perasaanku, aku ingin menjauh
darimu. Agar aku mampu menata hatiku. Aku akan menghilang saja tiba-tiba dari
sekitarmu, seolah aku tak pernah ada, semoga aku mampu.
Aku tak sanggup lagi memendam luka, dengan melihat
ketidakpedulianmu. Maaf.
Subject: setelah beberapa waktu yang menurutku terlalu
panjang
Aku sebaiknya menuliskan kata-kata yang berlompatan liar di
kepalaku, dan meredam jeritan YH di telingaku.
Aku sudah mencoba mengalihkan perhatianku dengan bekerja
melewati batas waktu, menyibukkan diri dengan banyak hal yang dulu selalu aku
bilang sia-sia, seperti berbelanja pakaian dan berkumpul dengan para teman
wanita. Aku dengan senang hati bersedia membantu mengerjakan tugas beberapa
teman terdekatku, hingga badanku yang kelelahan akan berontak, kemudian aku
berhenti sejenak. Tetapi tetap saja tak mengubah apapun tentang rasa cinta
terhadapmu. Aku semakin terpuruk, saat menyadari selama ini bukannya aku
melupakanmu, malah aku semakin membuat jurang yang curam untuk memerangkapku
lebih dalam lagi untuk menghindarimu. Kudapati diriku semakin merindukanmu. Dan
hanya butuh beberapa minggu saja aku sudah merasa tidak sanggup lagi mengalihkan
perhatianku. Aku juga sudah berusaha untuk mengambil liburku, yang kemudian
hanya aku habiskan di perpustakaan semata-mata hanya untuk membuat otakku tetap
berpikir, dan bukan memikirkanmu. Dan liburan itu hanya menambah bebanku ketika
aku sadar setiap kata yang aku baca, berakhir pada mencoretkan inisial namamu
di lembaran kertas memo.
Sekarang kuputuskan aku akan menghadapi perasaanku sendiri.
Aku ingin sembuh dari sakit ini.
Aku akan berhenti menghindarimu, aku akan menguatkan diriku,
bahwa dengan mencintaimu, berarti membiarkanmu bahagia dengan segala yang kau
lakukan.
Subject: ternyata aku tidak tahu
Aku bertemu denganmu. Sesuai dengan tekad yang telah
kuputuskan, aku akan menghadapimu, meneguhkan hati bahwa aku mencintaimu,
sebagaimana apapun kamu sekarang. Kenyataannya, aku masih harus lama
menyesuaikan deburan jantungku saat menerima senyummu. Aku masih harus
menyesuaikan diri dengan keberadaanmu, dengan tatapan matamu. Aku hanya tidak
menduga reaksimu, kau menatapku seolah aku baru kau temukan di dasar lautan,
kau katakan lama sekali tak melihatku, membuatmu melakukan banyak tindakan
bodoh. Aku tak mengerti yang kau maksud dengan tindakan bodoh yang kau lakukan
itu. Aku diam menerima semua ucapanmu yang kurasa sudah melebihi kebiasaanmu
untuk berkata-kata kepada orang lain. Aku mendapati cahaya berpendar-pendar
dari matamu, seperti ada butiran mutiara di dalamnya. Aku tak bisa mengartikan
ucapanmu, apakah itu sebentuk kerinduan, ataukah kepedulian, ataukah memang
sudah selayaknya sambutan untuk kawan yang lama menghilang. Kudapati diriku
diam mematung memikirkan betapa bahagianya andai aku bisa merengkuhmu dalam
hatiku. Aku berusaha memejamkan mataku, saat kurasa ada jarum yang menusuk
hingga perih. Aku merasa ini merupakan siksaan yang harus kuderita secara
perlahan. Aku harus kuat. Aku harus memenuhi tekadku. Mungkin diam adalah yang
terbaik untukku saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar